Latar Belakang
Masyarakat dengan segala aspek yang
mencakup di dalamnya merupakan suatu objek kajian yang menarik untuk diteliti.
Begitu pula dengan sesuatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut. Dengan kata
lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah komunitas masyarakat akan menciptakan
pamisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut di dalam masyarakat. Pada
kajian yang dibahas dalam makalah ini, yaitu stratifikasi sosial yang terjadi
antara masyarakat kuno dan modern, kita akan dapat menemukan perbedaan yang
terjadi di dalamnya, menarik sebuah kesimpulan yang terjadi akibat stratifikasi
sosial.
Secara umum dapat kita pahami bahwa
stratifikasi sosial yang terjadi pada zaman kuno dan modern adalah sesuatu yang
tidak bisa dihindari. Membutuhkan sebuah
kajian yang berguna untuk menindak lanjuti dampak-dampak yang berasal dari
stratifikasi sosial dalam masyarakat. Mengambil pembahasan tentang
stratifikasi sosial karena sudah di tentukan dari awal oleh guru bidang
studinya.
Stratifikasi Sosial
A. Konsep
Dasar Stratifikasi Sosial
Ø Pengertian
mengenai stratifikasi social
Stratifikasi
merupakan hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun,
sehingga setiap orang mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan
orang lain secara vertical maupun mendatar dalam masyarakatnya. Stratifikasi
sosial adalah pengelompokan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan sosial
secara bertingkat. Atau definisi stratifikasi sosial yaitu merupakan suatu
pengelompokan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya.
Stratifikasi sosial atau disebut juga dengan pelapisan sosial telah dikenal
saat manusia menjalankan kehidupan. Terbentuknya stratifikasi sosial yaitu dari
hasil kebiasaan manusia seperti berkomunikasi, berhubungan atau bersosialisasi
satu sama lain secara teratur maupun tersusun, baik itu secara individual
maupun berkelompok. Tapi apapun wujudnya dalam kehidupan bersama sangat
memerlukan penataan serta organisasi, dalam rangka penataan pada kehidupan
inilah yang pada akhirnya akan terbentuk sedikit-demi sedikit stratifikasi
sosial.
Ø Terjadinya
stratifikasi social
Terjadinya stratifikasi social yaitu
bermula dari peranan dalam masyarakat luas yang ditinjau dari situasi, situasi
sendiri mempunyai 2 segi yaitu segi subyektif dan obyektif. Subyektif disini
mempunyai arti penilaian pribadi, sesuai interprestasi dan konsep pribadi.
Sedangkan obyektif ialah penilaian oleh masyarakat yang ditentukan oleh factor
kebudayaannya.
Ø Unsur-unsur
dalam stratifikasi Sosial
Unsur-unsur yang mewujudkan sistem lapisan masyarakat dalam teori sosiologi adalah
kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan
unsur-unsur baku pada lapisan, dan mempunyai arti ayang penting dalam sistem
sosial.
·
Kedudukan (status)
Kedudukan
diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial. Kedudukan
sosial, artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakat berkaitan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, dan hak-hak serta
kewajiban-kewajibannya. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang
dalam pola tertentu. Sesorang dapat mempunyai kedudukan karena ia ikut dalam
berbagai pola kehidupan. Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam
kedudukan, yaitu :
1.Ascribed-status, yaitu kedudukan seseorang dalam
masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan
tersebut diperoleh karena kelahiran.
2.Achived-status adalah kedudukan yang telah dicapai oleh
seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas
dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung pada
masing-masing seseorang dalam mengejar dan mencapai tujuannya.
·
Peranan Sosial (role)
Peranan (role)
merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, ia dianggap telah menjalakan suatu
peranan. Pentingnya peranan adalah karena ia telah mengatur perilaku seseorang.
Orang yang bersangkutan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dan perilaku
orang-orang sekelompoknya. Peranan yang melakat pada diri seseorang harus
dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam
masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat orang tersebut dalam
organisasi. Peranan lebih banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses. Jadi seseorang mendudukui suatu posisi dalam masyarakat
serta menjalankan suatu peranan.
B.
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial :
a. Stratifikasi sosial
berdasarkan kriteria ekonomi
Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan penduduk
atau warga masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Dalam hal ini
ada golongan orang-orang yang didasarkan pada pemilikan tanah, serta ada yang
didasarkan pada kegiatannya di bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapan.
Dengan kata lain, pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota
masyarakat ke dalam berbagai lapisan atau kelas-kelas sosial dalam masyarakat.
Menurut Max Webber, stratifikasi sosial berdasarkan criteria
ekonomi membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas yang didasarkan pada pemilikan
tanah dan benda-benda. Kelaskelas tersebut adalah kelas atas (upper class),
kelas menegah (middle class), dan kelas bawah (lower class). Satu hal yang
perlu diingat bahwa stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini
bersifat terbuka. Artinya memungkinkan seseorang yang berada pada kelas bawah
untuk naik ke kelas atas, dan sebaliknya memungkinkan seseorang yang berada
pada kelas atas untuk turun ke kelas bawah atau kelas yang lebih rendah.
Hal ini tergantung pada kecakapan dan keuletan orang yang
bersangkutan. Salah satu contoh
stratifikasi sosial berdasarkan factor ekonomi adalah pemilikan tanah di
lingkungan pertanian pada masyarakat Indonesia. Wujud stratifikasi sosialnya
adalah petani pemilik tanah, petani penyewa dan penggarap, serta buruh tani.
b. Stratifikasi sosial
berdasarkan kriteria sosial
Pada umumnya, stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ini
bersifat tertutup. Stratifikasi sosial demikian umumnya terdapat dalam
masyarakat feodal, masyarakat kasta, dan masyarakat rasial
1.
Stratifikasi
Sosial pada Masyarakat Feodal
Masyarakat feodal merupakan
masyarakat pada situasi praindustri, yang menurut sejarahnya
merupakan perubahan dari ikatan budak atau hamba sahaya dengan tuan tanah. Hubungan antara kedua
golongan itu menjadi hubungan antara yang memerintah dengan yan diperintah, dan
interaksinya sangat terbatas. Kemudian semangat feodalisme ini oleh kaum
penjajah diterapkan di Indonesia dan terjadilah perpecahan antargolongan,
sehingga pada masyarakat feodal terjadi stratifikasi social sebagai berikut.
a) Golongan atas, terdiri dari keturunan raja dan ningrat.
b) Golongan menengah, terdiri dari golongan prajurit dan pegawai pemerintahan.
c) Golongan bawah, terdiri dari golongan rakyat biasa.
a) Golongan atas, terdiri dari keturunan raja dan ningrat.
b) Golongan menengah, terdiri dari golongan prajurit dan pegawai pemerintahan.
c) Golongan bawah, terdiri dari golongan rakyat biasa.
2.
Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kasta
Masyarakat kasta menuntut pembedaan antargolongan yang
lebih tegas lagi. Hubungan antargolongan adalah tabu, tertutup, bahkan dapat
dihukum masyarakatnya. Hal demikian terjadi pada masyarakat kasta di India.
Istilah untuk kasta di India adalah yati, dan sistemnya disebut dengan varna.
Menurut kitab Reg Weda dalam masyarakat India Kuno dijumpai empat varna yang
tersusun secara hierarkis dari atas ke bawah, yaitu brahmana, ksatria, vaisya,
dan sudra. Kasta brahmana adalah kasta yang terdiri atas para pendeta dan
dipandang sebagai kasta tertinggi. Ksatria merupakan kasta yang terdiri atas
para bangsawan dan tentara, serta dipandang sebagai kelas kedua. Vaisya
merupakan kasta yang terdiri atas para pedagang, dan dipandang sebagai lapisan
ketiga. Sedangkan sudra
merupakan kasta yang terdiri atas orangorang biasa (rakyat jelata). Di samping
itu terdapat orangorang yang tidak berkasta atau tidak termasuk ke dalam varna.
Mereka itu adalah golongan paria.
3.
Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Rasial
Masyarakat
rasial adalah masyarakat yang mengenal perbedaan warna kulit. Sistem stratifikasi
ini pernah terjadi di Afrika Selatan, di mana ras kulit putih lebih unggul jika
dibandingkan dengan ras kulit hitam. Perbedaan warna kulit di Afrika Selatan
pada waktu itu memengaruhi berbagai bidang kehidupan yang kemudian disebut
dengan politik apartheid. Dalam politik apartheid, seluruh aspek kehidupan,
termasuk kesehatan, pendidikan, perumahan, bahkan pekerjaan ditentukan apakah
orang itu termasuk kulit putih ataukah kulit hitam. Walaupun ras kulit putih
termasuk golongan minoritas, namun mereka menduduki posisi yang terhormat
dibandingkan dengan ras kulit hitam yang mayoritas.
c. Stratifikasi sosial
berdasarkan kriteria politik
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
politik berhubungan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat, di
mana ada pihak yang dikuasai, dan ada pihak yang menguasai. Bentuk-bentuk kekuasaan
pada masyarakat tertentu di dunia ini beraneka ragam dengan polanya
masing-masing. Tetapi, pada umumnya ada satu pola umum yang ada dalam setiap
masyarakat. Meskipun perubahan yang dialami masyarakat itu menyebabkan lahirnya
pola baru, namun pola umum tersebut akan selalu muncul atas dasar pola lama
yang berlaku sebelumnya.
Bentuk dan sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri dengan adat
istiadat dan pola perilaku yang berlaku pada masyarakat. Batas yang tegas
antara yang berkuasa dengan yang dikuasai selalu ada, dan batas-batas itulah
yang menyebabkan lahirnya stratifikasi atau pelapisan dalam masyarakat.
d. Stratifikasi sosial
berdasarkan sistem nilai yang berlaku dan berkembang
Jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang
dapat dijadikan sebagai dasar pembedaan dalam masyarakat. Orang yang bekerja di
kantor diangap lebih tinggi
statusnya dari pada orang yang bekerja kasar, walaupun mereka mempunyai gaji
yang sama. Pengolahan msayarakat didasarkan pada mata pencarian atau pekerjan
adalah sebagai berikut :
Ø
Elite, yaitu orang kaya dan orang yang menempati
kedudukan atau pekerjaan yang dinilai tinggi oleh masyarakat.
Ø
Profesional, orang yang berijazah atau orang yang
bergelar kesarjanaan atau orang dari dunia perdagangan yang berhasil.
Ø
Semiprofesional, yaitu para pegawai kantor, pedagang,
teknis berpendidikan menengah dan sebagainya.
Ø
Tenaga terampil, yaitu orang-orang mempunyai keterampilan
teknik mekanik, seperti pemotong rambut, pekerja pabrik, sekretaris dan
stenogrfer.
Ø
Tenaga tidak terdidik, pembantu rumah tangga dan tukang
kebun.
e. Stratifikasi sosial
berdasarkan kriteria pendidikan
Kelas sosial dan
pendidikan saling mempengaruhi. Hal ini dikarenakan untuk mencapai pendidikan
tinggi diperlukan uang yang cukup banyak. Selain itu, diperlukan juga motivasi,
kecerdasan dan ketekunan. Oleh karena itu, tinggi dan rendahnya pendidikan
berpengaruh pada jenjang kelas sosial.
f. Stratifikasi sosial
berdasarkan kriteria budaya suku dan bangsa
Pada dasarnya,
setiap suku bangsa pasti memiliki stratifikasi sosial yang berbeda-beda.
Misalnya pada suku Jawa terdapat stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan
tanah.
- Faktor-faktor Pembentuk Terjadinya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi
sosial pada masyarakat sederhana akan berbeda dengan stratifikasi sosial pada
masyarakat modern. Stratifikasi pada masyarakat sederhana, pelampiasan yang
terbentuk masih sedikit dan terbatas perbedaannya. Adapun pada masyarakat
modern, stratifikasi sosial yang terbentuk semakin kompleks dan semakin banyak.
Ada dua tipe stratifikasi sosial dalam masyarakat menurut terbentuknya, yaitu :
1) Stratifikasi Sosial
yang Terjadi dengan Dendirinya dalam Proses Pertumbuhan Masyarakat
Faktor-faktor
terbentuknya pelapiasan sosial yang terjadi dengan sendirinya, seperti
kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian di dalam kerabat pimpinan masyarakat
serta pemilikan harta antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain
mempunyai alasan yang berbeda-beda sebagai bentuk pelapiasan sosial.
2)
Stratifikasi Sosial yang Sengaja disusun untuk Mengejar
suatu Tujuan Bersama
Stratifikasi
sosial yang sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan tentu berkaitan dengan
pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi formal. Misalnya
pemerintahan, badan usaha, partai politik dan angkatan bersenjata. Pada
strtifikasi sosial jenis ini, kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusu
dalam strtifikasi sosial.
- Dasar-dasar
pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau
dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.
1. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat
dijadikan ukuran penempatan anggota [[masyarakat]] ke dalam lapisan-lapisan
sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan
termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula
sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan
yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat
tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun
kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama.
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau
wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan
sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas
dari ukuran kekayaan, sebab orang yang [[kaya]] dalam masyarakat biasanya dapat
menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan
wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati
akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran
kehormatan ini sangat terasa pada [[masyarakat tradisional]], biasanya mereka
sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada [[masyarakat]], para
orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai
oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang
yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam
sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan
ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi
yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor
ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat
negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai
tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha
dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya
dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
5.
Keturunan
Ukuran keturunan
terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturan berdasarkan golongan
kebangsaan atau kehormatan. Contoh gelar Andi di masyarakat Bugis, Raden di
masyarakat Jawa dan Tengku di masyarakat Aceh. Semua gfelar ini diperoleh
berdasarkan kelahiran atau keturunan. Apabila seseorang berasal dari keluarga
bangsawan secara otomatis ia menepati lapisan atas berdasarkan keturunanya.
- Beberapa Fungsi Stratifikasi Sosial
Berikut di bawah ini beberapa fungsi dari
staratifikasi sosial, yang diantaranya seperti berikut ini:
·
Sebagai suatu alat untuk penditribusian hak
dan kewajiaban, misalnya seperti: menentukan kedudukan, jabatan, penghasilan
seseorang dan lain-lain.
·
Untuk mempersatukan dengan pola
menkoordinasikan pada bagian-bagian yang terdapat pada struktur sosial yang
gunanya untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
·
Sebagai penempatan individu atau seseorang
pada strata (lapisan) tertentu dalam struktur sosial.
·
Sebagai penentu tingkatan mudah atau tidaknnya
bertukar status atau kedudukan dalam struktur sosial.
·
Untuk memecahkan berbagai macam
permasalahan yang ada dalam masyarakat.
·
Dan untuk mendorong masyarakat supaya bergerak
sesuai fungsinya.
- Dampak,
Pengaruh dan Analisis dari Stratifikasi Sosial
1.
Dampak Stratifikasi Sosial
Perbedaan
stratifikasi sosial memberikan dampak dalam cara menyapa, bahasa dan gaya
bicara. Orang kaya kepada miskin atau orang berkuasa kepada orang bawahan akan
berbeda cara bicaranya. Begitupula penyebutan gelar, pangkat atau jabatan
memberikan petunjuk mengenai status seseorang dalam masyarakat. Selainkan
menimbulkan dampak tertentu, stratifikasi sosial juga diperlukan dalam suatu
masyarakat. Melalui stratifikasi sosial, setiap masyarakat harus menempatkan
individu pada tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk
melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai akibat penempatan tersebut. Dengan
demikan masyarakat menghadapi dua permasalahan, yaitu menempatkan individu
tersebut dan mendorong agar mereka melaksanakan kewajibannya.
2.
Pengaruh
Setiap bentuk
stratifikasi dalam masyarakat pasti mempunyai konsekuensi tertentu, berikut
adalah konsekuensinya :
a.
Timbulnya kelas social
Kelompok social atas
akan mengembangkan pola-pola tertentu dan sangat membatasi anggotanya agar
berbeda dari kelompok lainnya. Sebaliknya, kelompok yang ada dibawah berusaha
meniru kelompok social yang diatasnya. Kelompok yang diatas adalah kelompok
yang mempunyai kekuatan ekonomi, yaitu kelompok orang kaya. Mereka mengukur
segala sesuatu dengan uang, praktise atau gengsi menjadi bagian dalam hidupnya.
Mereka ingin menjadi kelompok yang dipandang tinggi
sehingga tidak segan menghamburkan uang demi menjaga gengsinya tersebut.
b.
Kesenjangan
sosial
Kesenjangan
sosial merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas dengan kelompok bawah.
Tentu saja, kesenjangan sosial lebih didominasi oleh perbedaan tingkat ekonomi.
Kelompok atas yang kaya, dengan kekayaannya akan kuat untuk bertahan hidup dan
sebaliknya untuk kelompok yang bawah yang akan semakin terpinggirkan.
c.
Polarisasi
Power
Polarisasi
berarti pembagian suatu unsur menjadi dua bagian yang berlawanan, sedangkan
power, diartikan sebagai kekuatan. Jadi secara bebas polarisasi power dapat
didefinisikan sebagai pembagi kekuatan. Dalam hal ini, masyarakat menjadi dua
kelas, yaitu kelas atas dan kelas bawah tidak lagi didasarkan hanya pada
kehormatan, tetapi lebih pada unsur kepentingan dan kekuatan dari dua kelompok
masyarakat tersebut yang saling berlawanan.
Ø Analisis Mengenai stratifikasi sosial
Stratifikasi social
merupakan masalah yang pelik dalam hubungan sosialisasi masyarakat.
Stratifikasi social sering menimbulkan konflik sosial.
Staratifikasi sosial ini memberikan fasilatas hidup tertentu dan membentuk gaya
hidup bagi masing-masing anggotanya. Stratifikasi sosial ini sering ditemukan
didalam masyarakat selama dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang
dihargai, mungkin berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, tanah,
kekuasaan ilmu pengetahuan, kesalehan agama, atau keturunan yang terhormat.
Pengaruh
atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan
berpengaruh. Hal ini dikarenakan kelas sosial yang ada akan menyediakan
masyarakat dengan hal-hal yang mereka butuhkan. Adapun dampak stratifikasi
sosial dalam kehidupan masyarakat adalah :
A.
Eklusivitas
Eklusivitas
dapat berupa gaya hidup, perilaku dan kebiasaan mereka yang sering berbeda
antara satu lapisan dengan lapisan yang lain. Eklusivitas yang ada sering
membatasi pergaulan antara kelas sosial tertentu, orang yang berada pada
lapisan atas enggan bergaul dengan kelas sosial bawahnya atau membatasi diri
hanya ingin bergaul dengan kelas yang sama.
B.
Etnosentrisme
Etnosentrisme
dipahami sebagai mengagungkan kelompok sendiri. Etnosentrisme dapat terjadi dalam
stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat. Mereka yang berada di kelas atas
akan menganggap dirinya sebagai kelompok yang paling baik dan menganggap rendah
serta kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada stratifikasi sosial
kelas bawah.
C.
Konflik
Sosial
Perbedan
yang ada pada kelas sosial dapat menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial.
Jika kesenjangan karena perbedaan tersebut tajam, terjadinya konflik antar
kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain semakin tajam pula.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. H. Tajul
Arifin, M.A, Pengantar Sosiologi, Pustaka 2015. Hlm.140
2. Dr. Phil. Astrid S.
Susanto, Pengantar Sosiologi dan
Perubahan Sosial, Binacipta 1985. Hlm.
3. http//kuswan.wordpress.com/
dampak-stratifikasi-sosial-dalam-kehidupan-masyarakat/2011/12/19/
6. JBAF Mayor Polak,
Sosiologi, Suatu Pengantar Ringkas, Catatan kelima, Jakarta: Balai Buku
Ikhtiar, 1966. Hlm. 198